Introducting of Technopreneurship

Technopreneurship adalah salah satu mata kuliah tingkat institusi yang wajib ditempuh. Saya mendapatkan kelas technopreneurship 34 yang berjadwalkan pada hari kamis jam 07.00 di ruangan H-308 Biologi. Di pertemuan pertama ini, saya sangat tidak menyangka jika bapak dosen akan berbicara panjang lebar tepat 2 jam 30 menit. Bahkan bapak dosen sampai lupa memperkenalkan diri, entah terlalu asik menjelaskan atau bagaimana, namun semangat yang tinggi begitu terlihat saat beliau membawakan materi yang sudah dipersiapkannya. Hingga pada akhir perkuliahan beliau baru memperkenalkan diri, nama beliau adalah Bustanul Arifin. Beliau sudah menempuh pendidikan sampai ke jenjang s3. Sekarang beliau menjadi dosen di jurusan manajemn bisnis ITS dan selalu mendapatkan tugas untuk mengajar mata kuliah technopreneurship ini. Selama Pak Arifin menerangkan, beliau selalu mengeluarkan candaan-candaannya, walaupun terkadang tidak lucu, namun hal ini cukup bisa membuat suasana kelas tidak membosankan.

Technopreneurship ini berasal dari 2 kata yaitu : techo (teknologi) dan entrepreneurship (kewirausahaan), jadi artinya adalah kewirausahaan yang berbasis teknologi. Tujuan dari mata kuliah ini adalah agar para lulusan mahasiswa ITS tidak hanya menjadi pegawai, namun bisa juga menjadi pengusaha yang membuka lapangan pekerjaannya sendiri. Nantinya di mata kuliah ini para mahasiswa akan belajar bagaimana membuat usaha sendiri mulai dari yang sederhana sampai menjadi usaha yang berkembang. Mulai dari bagaimana memulai usahanya? Hal-hal apa saja yang akan dibutuhkan? Bagaimana cara menjaga agar usaha tetap berjalan? Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi? Sampai bagaimana strategi pengembangan yang harus dibuat?

Pak arifin menjelaskan bahwa terdapat 4 pembagian manusia (dalam bidang pekerjaan) seperti gambar disamping. Salah 1 contoh yang mencakup ke 4 bagian ini adalah seorang dokter rontgen (dibaca : ronsen).
- Pertama dia adalah employee karena dia seorang PNS.
Kedua dia self-employee karena dia membuka praktek sendiri di rumahnya
- Ketiga dia juga business owner, karena di tempat prakteknya itu dia memperkerjakan pekerja lainnya, seperti suster, asisten dokter, receptionist, dll.
- Keempat dia juga investor, karena dia memberikan investasi kepada suatu perusahaan.




Keuntungan menjadi seorang entrepreneur adalah :
·         Profit : mendapatkan keuntungan sendiri sesuai usaha yang dia lakukan, semakin berkembangan usaha yang dilakukannya, maka semakin besar juga keuntungan yang didapatkannya.
·         Independence : tidak terikat dengan aturan-aturan seperti di suatu perusahaan, dia bisa menjalakan usahanya sesuai yang diinginkannya.
·         Satisfying way of life : kebanyakan pengusaha pun memilih menjadi seorang pengusaha karena keinginannya untuk bersaing di dunia usaha. Ketika usaha yang dimilikinya dapat menjadi usaha yang maju, maka hal itu akan menjadi kepuasan tersendiri.

Terdapat 6 jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memiliki prospektif tinggi saat ini:
1. Kuliner (nasi goreng sabeni, jannah, super jus)
2. Fashion (kaos, kemeja, jaket, baju pengantin)
3. Pendidikan (lembaga bimbingan belajar, les bahasa, les persiapan SNMPTN)
4. Otomotif (penjualan alat-alat bengkel, sparepart)
5. Agronomis (kebun bibit, kebun buah, kebun sayur)
6. Teknologi internet (online shop, lazada, bukalapak, traveloka)

Terdapat 4 kiat jitu agar bisa menjadi seorang entrepreneur yang sukses, yaitu :

1. Passion
Passion itu berarti kegemaran atau kesukaan. Namun jangan salah menilai jika passion itu hanya sekedar kegemaran saja. Passion itu dapat timbul setelah seseorang menjalani usahanya. Walaupun mungkin pada awalnya seseorang tidak memiliki passion pada usahanya, namun dalam jangka waktu tertentu jika orang tersebut terus menerus menjalani dan menggali bidang tersebut, maka passion pun akan lahir dengan sendirinya.

2. Product / customer focus
Mengetahui kebutuhan konsumer merupakan hal yang sangat penting. Mungkin ada usaha yang dibuat secara besar dan mewah namun jika konsumer tidak terlalu membutuhkannya, maka usaha tersebut tidak akan memiliki peminat yang banyak. Sebaliknya jika usaha yang dibuat secara sederhana namun sesuai dengan kebutuhan dan hati konsumer, maka usaha tersebut dapat menjadi usaha yang maju dan bersaing.

3. Tenacity despite failure
Dalam membuat suatu usaha pasti memiliki berbagai macam resiko. Keputusan itu sangatlah penting dan menentukan nasib dari usaha yang dijalani. Namun berani mengambil resiko pun bukanlah suatu hal yang buruk. Jika rasa percaya yang besar sudah ditanam dalam menjalani usaha yang dimiliki maka keputusan-keputusan yang telah diambil akan terus diperbaiki untuk tercapainya keberhasilan usaha yang dimliki.

4. Execution intelligence
Dalam perjalannya usaha pun pasti akan menemukan berbagai macam permasalahan. Mulai dari kepuasan konsumer yang tidak terpenuhi, pasokan barang yang sulit, sampai pegawai yang tidak bekerja dengan baik. Hal-hal tersebut pasti akan dialami, namun bagaimana caranya agar hal-hal tersebut dapat diatasi dengan cerdas sehingga usaha yang dijalani akan terus berjalan dengan baik.



Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
Unknown
admin
16 September 2015 pukul 21.40 ×

Suangar sekali deua yaa, loh dapet dosen pak bus... Dlu doswalku pas smt 1 n 2

Congrats bro Unknown you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar